Sejumlah masalah mulai muncul di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Mulai dari lift mati, toilet rusak hingga kenyamanan calon penumpang yang kurang diperhatikan pengelola bandara.
Sebagai contoh di lantai satu sebagai ruang kedatangan yang terhubung langsung dengan stasiun kereta api khusus bandara, para penjemput penumpang tidak bisa duduk di ruang tunggu dengan nyaman karena jumlah tempat duduk yang sangat terbatas. Akibatnya penjemput penumpang memilih duduk di lantai menunggu jadwal kedatangan pesawat.
Begitu pun di lantai dua dan tiga terminal Kualanamu sejumlah fasilitas tidak berfungsi. Pantauan Tempo, Sabtu 3 Agustus 2013, sejumlah fasilitas seperti hotel transit, toko dan kafe belum berfungsi. Hanya toilet di lantai dua yang berfungsi dengan peralatan mesin pengering tangan dan keran air yang tidak berfungsi. Lantai dua akhirnya dimanfaatkan calon penumpang dan penjemput untuk duduk dan tidur-tiduran di emperan lantai yang menghubungkan terminal kereta api ke ruang keberangkatan di lantai tiga.
Parahnya lagi, salah satu lift di lantai tiga sebagai tempat menurunkan penumpang atau drop off langsung dari jalan tol ke pintu keberangkatan penumpang, tak berfugsi. Atas sejumlah masalah itu, PT Angkasa Pura II menyampaikan permohonan maaf lewat iklan di pintu masuk keberangkatan." Mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda. Terminal ini dalam proses penyempurnaan,".
Salah satu calon penumpang mengaku bernama Elvyn sangat tidak nyaman dengan kondisi Kualanamu." Jauh dari yang saya bayangkan. Bandara ini (Kualanamu) belum menunjukkan kelas nya sebagai bandara internasional, belum optimal melayani penumpang. Saya tidak nyaman," kata Elvyn kepada Tempo.
Petugas Angkasa Pura tak menampik kondisi Kualanamu yang belum nyaman termasuk lift mati." Sejumlah fasilitas di dalam terminal masih terus di bangun. Mohon maaf juga karena ada lift yang rusak," kata Syahril.P, pegawai Angkasa Pura II di Kualanamu kepada Tempo.
Bandar Udara Internasional Kualanamu dibangun di atas lahan seluas 1.365 hektare lengkap dengan fasilitas kereta api yang terhubung langsung dari Kota Medan ke bandara internasional dengan 'call sign' KNO itu. Bandara resmi beroperasi 25 Juli lalu.
Kualanamu sebagai pengganti Bandara Polonia yang hanya mampu menampung 900 ribu penumpang per tahun. Sedangkan Kualanamu diharapkan menampung 8,1 juta penumpang per tahun pada pembangunan tahap pertama. Sedangkan pada pembangunan tahap kedua diharapkan menampung 15 juta penumpang per tahun, dan 22,18 juta penumpang pada tahap ketiga.
Perbandingan Bandara Polonia dan Kualanamu, Polonia hanya dapat menampung sebelas pesawat. Sedangkan Bandara Kualanamu diharapkan mampu menampung 21 pesawat, yang terdiri dari 11 pesawat Boeing 747-400, tujuh Boeing seri 737 dan tiga pesawat Airbus A300.Tempo
No comments:
Post a Comment